Berhasil Selesaikan Restrukturisasi Utang, BNBR Bukukan Kenaikan EBITDA 81%
PT Bakrie & Brothers Tbk. (“BNBR”) terus menggenjot upaya transisi ke arah sustainable business, terutama di sektor industri elektrifikasi transportasi, industri energi baru & terbarukan (EBT) atau green energy, dan industri konstruksi bangunan ramah lingkungan. Usaha ini semakin mempertebal komitmen perusahaan dalam mendukung target net zero emission (NZE) Indonesia 2060.
“Sembari terus mengelola sejumlah unit usaha yang selama ini telah berjalan dengan baik, kami konsisten melanjutkan upaya transisi energi yang berorientasi pada konsep usaha berkelanjutan (sustainable business) sesuai prinsip-prinsip ESG (Environment, Social, Governance),” kata Direktur Utama & CEO BNBR, Anindya Novyan Bakrie, saat Paparan Publik Tahunan BNBR, di Jakarta, Selasa (5/12/2023).
Anindya memaparkan, saat ini Perseroan melihat banyak kemungkinan untuk melakukan percepatan laju transisi Perseroan menuju sustainable business tersebut. Di BNBR, upaya ini antara lain terlihat dari terus berkembangnya PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (“VKTR”) unit usaha di bidang elektrifikasi transportasi, PT Helio Synar Energi (“Helio”) unit usaha di bidang energi baru terbarukan, dan PT Modula Sustainability Indonesia (“Modula”) yang berinvestasi dalam teknologi 3-D printing terbaru dan ramah lingkungan, di bidang konstruksi bangunan.
Kinerja Keuangan
Transisi menuju sustainable business Perseroan ini semakin terpacu oleh kinerja positif pada kuartal III-2023 ini. Direktur Keuangan Roy Hendrajanto M. Sakti mengatakan, BNBR mencatatkan kenaikan net icome sebesar 25% secara tahunan atau year-on-year (YoY) dari net income di periode sama di tahun sebelumnya. Perseroan juga berhasil mencetak pendapatan bersih sebesar Rp3,079 triliun, naik 32% dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. EBITDA juga tercatat mengalami kenaikan sebesar 81%, dari periode sebelumnya sebesar Rp 152 miliar, menjadi Rp 274 miliar di kuartal III 2023.
“Capaian kenaikan pendapatan bersih ini ditopang oleh catatan positif pendapatan sejumlah unit usaha Perseroan,” terang Roy, seraya menambahkan bahwa aset Perseroan mengalami kenaikan secara signifikan dari Rp 17,46 triliun di periode sebelumnya menjadi Rp 20,10 triliun di kuartal III 2023. Sedangkan ekuitas juga meningkat dari sebelumnya sebesar Rp 1,53 triliun, menjadi Rp 2,36 triliun pada kuartal III 2023 karena laba bersih Perseroan dan agio saham VKTR saat IPO dan laba tahun berjalan.
Roy menerangkan, Perseroan akan mampu secara konsisten melakukan berbagai terobosan untuk memperbaiki posisi keuangan, terutama dengan menyelesaikan proses restrukturisasi utang serta menjalankan program efisiensi di tingkat operasional anak usaha.
“Upaya restrukturisasi utang yang sudah dijalankan sejak beberapa tahun belakangan telah membuahkan hasil yang baik. Pada awal Desember tahun 2023, Perseroan kembali berhasil merestrukturisasi utang sebesar RP 13,23 triliun, sehingga dapat dilihat perbaikan yang drastis dalam neraca Perseroan menjadi jauh lebih sehat,” ujar Roy.
Perseroan juga telah melaksanakan konversi Obligasi Wajib Konversi (“OWK”) dengan jumlah saham baru hasil konversi sebanyak 99.527.840.300 saham biasa seri E dengan nilai nominal Rp.64, per saham. Dengan adanya penambahan saham baru tersebut jumlah modal ditempatkan dan disetor Perseroan yang sebelumnya sebesar 22.084.484.209 saham menjadi sebesar 121.612.324.509 saham setelah pelaksanaan PMTHMETD.