BNBR Segera ‘Naik Kelas’ ke Bisnis Berkelanjutan
Di tengah upaya menyiasati dampak dari pandemi dan pembatasan kegiatan yang melumpuhkan banyak sektor usaha di negeri ini, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) giat melakukan efisiensi ke dalam, dan bahkan kini juga mengarahkan segenap sumberdaya perusahaan untuk mulai menapaki ladang bisnis baru yang lebih menjanjikan, yaitu di sektor sustainable business dan bisnis berbasis teknologi digital. Demikian yang diungkap oleh Presiden Direktur BNBR Anindya Bakrie, melalui siaran pers pada hari Minggu (01/08).
“Selama ini, salah satu pilar penting dalam portofolio kami adalah industri manufaktur. Hampir 80 tahun lamanya, atau sepanjang grup usaha kami berdiri, sektor ini menjadi andalan”, papar pria yang akrab dipanggil Anin ini. Belakangan BNBR mengerjakan proyek-proyek infrastruktur yang turut menjadi sumber pertumbuhan perusahaan, namun kemajuan teknologi dan kondisi pasar yang berubah cepat membuat Bakrie & Brothers kembali menyiapkan manuver baru.
“Kini tiba saatnya bagi kami untuk melangkah lebih maju lagi. Target utama seluruh pelaku usaha di dunia kini mengikuti apa yang tertuang di dalam Sustainable Development Goals (SDG). Kita juga melihat bagaimana teknologi digital telah menjadi arus utama bisnis di seluruh dunia. Karenanya, BNBR turut berkomitmen untuk mengembangkan sektor sustainable energy dan digital business sebagai bagian dari strategi bisnis di masa depan”, kata Anindya menjelaskan. “Jadi, istilahnya kami ini ingin ‘naik kelas’ mengerjakan bisnis-bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, dengan basis penguasaan teknologi yang tepat guna.”
Dikatakan juga oleh Anindya bahwa fokus baru ini tidak untuk menjadikan bisnis-bisnis yang ada ditinggalkan. Industrialisasi akan tetap menjadi pilar penting bagi perusahaan, ke depan. “Secara bertahap kami akan melakukan revitalisasi pada setiap unit usaha di sektor manufaktur, disesuaikan dengan tantangan dan peluang yang ada, menuju Industry 4.0. Memang akan membutuhkan waktu dan proses yang panjang, tetapi kami optimis akan hasilnya nanti”, kata Anindya. “Jadi, kami reform bisnis yang ada sekarang, sambil mulai ‘pivoting’ bisnis-bisnis baru kami.”
Bisnis-bisnis Baru BNBR
Seperti diketahui, Bakrie & Brothers kini tengah merintis beberapa sektor usaha yang tergolong dalam bisnis baru yang berkelanjutan. Di antaranya Bakrie Autoparts, unit usaha BNBR yang bergerak di bidang komponen otomotif, yang tengah memasok unit bus listrik kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui PT Transjakarta. Sebanyak 30 unit bus saat ini akan segera digunakan oleh pihak Transjakarta. Ke depan BNBR juga telah berkomitmen untuk menyediakan tambahan unit berikutnya, demi memenuhi target DKI Jakarta sebanyak 100 unit bus listrik di tahun ini.
Dalam sektor industri energi baru dan terbarukan, Bakrie & Brothers melalui anak usaha PT Bakrie Power belum lama ini menyepakati kerja sama dengan PT PLN (Persero) dalam proyek pengadaan dan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid di Desa Parak, Selayar, Sulsel. Saat ini ada ratusan pembangkit listrik bertenaga diesel yang kini dioperasikan PLN, sehingga ini menjadi potensi besar untuk dapat dikonversi menjadi pembangkit EBT, seperti yang dilakukan di PLTS Hybrid Selayar.
BNBR melalui PT Multi Kontrol Nusantara (MKN) yang berfokus pada industri teknologi informasi dan komunikasi/ICT dan penyediaan jasa pendukung infrastruktur IT, saat ini juga mulai berkiprah sebagai salah satu penyedia jasa IoT (Internet of Things) untuk industri mining, manufacturing and utilities. Mengikuti tren kenaikan sektor industrinya, pendapatan PT MKN dari penyediaan jasa ICT pada tengah tahun 2021 ini meningkat sebesar lebih dari 182% dibandingkan waktu yang sama tahun lalu. Hal ini menunjukkan besarnya potensi bisnis ini di masa depan.
Performa Keuangan Membaik
Dalam kesempatan yang sama, Anindya Bakrie juga menjelaskan bahwa pilihan sektor bisnis yang ditekuni selama ini telah terbukti mampu membawa BNBR melewati berbagai macam krisis dan tantangan. “Alhamdulillah, hingga saat ini kami bisa terus menjaga pertumbuhan perusahaan dan melewati pasang-surutnya dunia usaha, berbekal resiliensi dari sektor-sektor usaha yang kami miliki”, tandasnya.
Anindya mengakui, pandemi yang berkepanjangan ini memang berdampak signifikan terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan. Namun, secara bertahap perusahaan dapat membalik kinerja negatif tersebut. “Dapat dilihat dari laporan keuangan tengah tahun 2021 yang baru saja kami terbitkan, upaya-upaya efisiensi di berbagai sektor yang kami lakukan sepanjang tahun telah membuahkan hasil yang menggembirakan,” ujarnya. “Dalam menjalankan efisiensi perusahaan, beberapa cara kami tempuh termasuk langkah-langkah penghematan, penurunan biaya-biaya, hingga penjadwalan ulang pembayaran kewajiban.”Salah satu indikator perbaikan yang terlihat adalah nilai rugi usaha yang besarannya lebih baik dibandingkan nilai tahun 2020 lalu. Pada tengah tahun 2021 ini, BNBR mencatat rugi bersih sebesar Rp.43 miliar. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dimana tercatat rugi bersih sebesar Rp.121 miliar lebih. Sementara itu, pendapatan perusahaan sepanjang setengah tahun di 2021 ini berada di angka Rp.1,038 triliun, turun sekitar 21% dibanding tahun lalu. Sejalan dengan itu, secara proporsional COGS juga mengalami penurunan sebesar 21%. Selain mengendalikan COGS, BNBR juga berhasil melakukan efisiensi sebesar 27% pada beban usaha dibanding periode yang sama tahun lalu, yang menjadi indikasi positif atas upaya efisiensi yang dilakukan oleh Bakrie & Brothers.