RUPS BNBR Setujui Reverse Stock
Sumber: Humas BNBR | 27 Apr 2018
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bakrie & Brothers Tbk (“BNBR” atau “Perseroan”) yang diselenggarakan di Jakarta, Jumat (27/4) telah menyetujui rencana Perseroan untuk melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD), peningkatan nilai nominal saham Perseroan yang dilakukan melalui pengurangan jumlah saham (reverse stock), dan perubahan struktur permodalan Perseroan sehubungan dengan peningkatan nilai nominal saham Perseroan. Sementara itu, RUPS Tahunan BNBR yang telah dilakukan pada hari yang sama, juga menyetujui pengangkatan sebagian anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan.
“That’s right, with the approval of the EGMS earlier, the Company will immediately conduct PMTHMETD and reverse stock,” Bobby Gafur Umar, Managing Director of BNBR, told reporters after the AGM. Explained by Bobby, PMTHMETD is the Company’s action to avoid the potential for odd-share shares from the reverse stock exercise. “Reverse stock itself is one of the conditions that must be carried out by the Company in the process of restructuring the Company’s debt,” he said.
Bobby menjelaskan, sebagai rangkaian dari proses restrukturisasi utang, Perseroan bermaksud melaksanakan PMTHMETD sebanyak 72 saham seri C dengan nilai nominal Rp 114 per saham dan sebanyak 551 saham seri D dengan nilai nominal Rp 50 per saham dengan harga pelaksanaan Rp 114 per saham sehingga total dana dari PMTHMETD adalah sebanyak-banyaknya berjumlah Rp 71.022. Perseroan melaksanakan PMTHMETD ini sesuai dengan POJK No. 38, khususnya pada butir (i). “Dana yang diperoleh dari pelaksanaan PMTHMETD ini seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan,” kata Bobby.
Direktur Keuangan BNBR, A. Amri Aswono Putro menambahkan, setelah PMTHMETD dilaksanakan, Perseroan berencana melaksanakan reverse stock terhadap seluruh saham Perseroan yang telah dikeluarkan dan disetor penuh. Setiap 10 saham dengan nilai nominal lama akan mengalami perubahan menjadi 1 saham dengan nilai nominal baru. “Pelaksanaan reverse stock ini tidak akan menyebabkan terjadinya perubahan terhadap jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh maupun modal dasar,” kata Amri, seraya menambahkan bahwa saham-saham baru dari reverse stock akan memiliki hak persentase yang sama, baik untuk hak suara maupun hak terhadap dividen dengan saham-saham lama.
Sementara itu, RUPS Tahunan BNBR juga menyetujui pengangkatan Anindya Novyan Bakrie sebagai Komisaris Utama BNBR dan Firmanzah sebagai Komisaris Independen. “Jajaran Direksi Perseroan juga mendapat kekuatan baru dengan pengangkatan Anindra Ardiansyah Bakrie sebagai Wakil Direktur Utama. Kami optimis hal ini akan membawa pengaruh positif pada kinerja Perseroan,” kata Bobby.
Dengan perubahan pengurus ini, susunan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut: Anindya Novyan Bakrie sebagai Komisaris Utama, Firmanzah sebagai Komisaris Independen, dan Armansyah Yamin sebagai Komisaris. Direktur Utama Perseroan tetap dijabat oleh Bobby Gafur S.Umar, didampingi oleh Anindra Ardiansyah Bakrie sebagai Wakil Direktur Utama dan A.Amri Aswono Putro, RA Sri Dharmayanti sebagai Direktur serta Dody Taufiq Wijaya sebagai Direktur Independen.
Kinerja Perseroan
Pada kesempatan tersebut, Bobby Gafur Umar juga memaparkan ihwal perkembangan kinerja Perseroan dan kemajuan pembangunan sejumlah proyek di bidang infrastruktur dan manufaktur yang sedang digarap oleh Perseroan. Secara umum, menurut Bobby, pada tahun 2017 Perseroan mencatatkan kinerja yang lebih baik dibanding tahun 2016. “Kami juga tetap fokus untuk merevitalisasi neraca keuangan. Total utang Perseroan menurun lima persen pada tahun 2017 lalu, terutama disebabkan oleh penurunan pinjaman jangka panjang Perseroan yang telah dikonversi menjadi ekuitas,” kata Bobby.
Ditambahkannya, dari segi keuangan selama tahun 2017 Perseroan terus berupaya untuk menyehatkan neraca keuangan dengan melakukan beberapa langkah strategis. “Penambahan Modal melalui skema PMTHMETD tahap kedua yang telah berhasil dilakukan pada triwulan akhir 2017 lalu adalah salah satu upaya,” ujarnya. Ia mengatakan bahwa tahun 2017 lalu Perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp.2,5 triliun, naik 18 persen dibanding tahun sebelumnya.
Pada bagian lain dijelaskan juga ihwal kinerja unit-unit usaha Perseroan. Tiga unit usaha Perseroan yang bergerak masing-masing di bidang industri komponen otomotif, bahan bangunan serta fabrikasi dan konstruksi metal, yakni PT Bakrie Autoparts, PT Bakrie Building Industries dan PT Bakrie Metal Industries, saat ini sedang melakukan pengembangan bisnis di lini usaha masing-masing.
“PT Bakrie Autoparts akan melanjutkan upaya untuk ambil bagian dalam komponen kendaraan penumpang dan komponen pengganti. Sedangkan PT Bakrie Building Industries akan melanjutkan ekspansi produk bernilai tambah tinggi sehingga dapat meluaskan pasar ke segmen menengah-atas. Sementara, dengan mempertimbangkan kondisi industri migas dan baja, PT Bakrie Metal Industries akan meningkatkan kapasitasnya di bidang EPC serta fokus menggarap peluang di segmen konstruksi non-migas serta pipa baja untuk penggunaan sektor non-migas,” kata Bobby Gafur Umar memberikan penjelasan.
Di bidang infrastruktur, sejumlah unit usaha Perseroan juga sedang terlibat dalam beberapa proyek infrastruktur strategis. Di tahun 2017 Perseroan melanjutkan pengembangan beberapa kontrak infrastruktur dan bekerjasama dengan beberapa mitra strategis untuk pembangunan proyek Kalija Pipeline tahap 1. Saat ini jalur pipa tersebut telah beroperasi penuh sesuai dengan Gas Transportation Agreement dan mengalirkan gas dari Lapangan Kepodang menuju PLTG Tambak Lorok. Di sektor infrastruktur jalan tol, bekerjasama dengan PT Waskita Toll Road (anak usaha PT Waskita Karya Tbk), Perseroan tengah melanjutkan proyek jalan tol Cimanggis – Cibitung. “Saat ini konstruksi tahap 1 sepanjang 3,17 km telah diselesaikan, dan dilanjutkan dengan pengadaan lahan di Kabupaten Bogor untuk tahap berikutnya,” kata Bobby.
Selain itu, dalam pembangunan PLTU Tanjung Jati A, Perseroan bekerjasama dengan YTL Jawa Energy BV (anak usaha YTL Corporation Berhad), saat ini berada dalam proses penetapan kontraktor EPC, menyelesaikan akuisisi lahan untuk switching station dan transmisi. “Perseroan meyakini proyek-proyek infrastruktur ini akan memberikan imbal hasil yang semakin baik dan kompetitif kepada pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya di masa mendatang,” kata Bobby menambahkan.