Mohon Maaf, Pemulihan Ekonomi RI Disebut Butuh Waktu 5 Tahun
Sumber: Cnbcindonesia.com | 11 Jun 2020
Kondisi ekonomi Indonesia sendiri diprediksi masih akan mencari cara untuk bisa tumbuh dalam beberapa tahun ke depan. Melalui sektor andalan yakni konsumsi rumah tangga.
Namun, tidak dalam jangka pendek pertumbuhannya akan melesat. Sebaliknya, perlu waktu hingga beberapa waktu ke depan.
“Sampai 5 tahun ke depan kita punya trek baru, dalam pertumbuhan ekonomi itu yang lebih rendah dari potential outputnya,” sebut ekonom senior Faisal Basri dalam diskusi virtual INDEF, Rabu (10/6/2020).
“Sehingga setidaknya dalam 5 tahun ke depan mulai dari sekarang kita akan alami output loss. Jadi hilangnya output yang sebetulnya bisa dihasilkan perekonomian,”
He considered that it would take a long time to see Indonesia’s economic growth increase as it should be. Faisal agreed with the Coordinating Minister for Maritime Affairs and Investment Luhut Binsar Pandjaitan in terms of Indonesia’s economic recovery due to Covid-19.
Sebelumnya, Luhut menyebut butuh waktu beberapa tahun ke depan dalam pemulihan ini. “Setuju sama apa yang dikatakan oleh Pak Luhut bahwa recovery Indonesia butuh waktu 5 tahun baru semuanya bersih. Mungkin tidak sampai 5 tahun kalau desain kebijakannya akan lebih baik,” katanya lagi.
Mandeknya pertumbuhan ekonomi juga sudah diprediksi Luhut sejak beberapa waktu lalu. Yakni pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bakal terkoreksi dalam di kuartal II 2020.
Luhut mengaku tidak kaget karena sudah memprediksi jauh-jauh hari. “Pada Q1 memang kita plus 2,97%. Itu tergolong baik dibandingkan negara lain yang mengalami kontraksi. Tapi kita lihat Q2 mungkin lebih bawah lagi tumbuhnya,” ungkap Luhut.
Pertumbuhan ekonomi sebesar 2,97% sudah sangat anjlok dibandingkan year on Year (yoy) dengan Q1-2019 yang sempat mencapai 5,1%. Penurunan itu karena skema pembatasan sosial berskala besar, yang menyebabkan aktivitas ekonomi jadi tidak efektif.
Namun, salah satu sektor yang menjadi unggulan dan diandalkan Indonesia adalah sektor konsumsi. Total, ada 7 sektor industri unggulan yang ditargetkan memberikan sumbangsih hingga 69% terhadap ekonomi domestik.