Blog

Pengumuman

Layanan Komunikasi Berbasis Internet Ancam Operator Telekomunikasi?

Are Internet-Based Communication Services a Threat to Telecommunication Operators?

Sumber: Kompas.id | 19 Juli 2025

Perusahaan operator telekomunikasi di Indonesia menghadapi berbagai tantangan bisnis. Wacana pembatasan komunikasi berbasis internet (voice over internet protocol/VoIP) dinilai bukan solusi untuk meningkatkan pendapatan dari belanja pengguna operator telekomunikasi.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, kepada Kompas, Sabtu (19/7/2025), menjelaskan, operator telekomunikasi yang menguasai pasar, seperti PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Indosat Tbk, dan PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk, saat ini masih berupaya memulihkan kinerja fundamental mereka.

Upaya ini dilakukan karena perusahaan operator telekomunikasi setidaknya sejak sepuluh tahun lalu mempromosikan diskon tarif untuk meningkatkan pendapatan dari belanja pengguna. ”Kinerja fundamental mereka mengalami tekanan demi meningkatkan penetrasi pasar. Dampaknya, profit margin mereka tertekan,” kata Nafan.

Namun, sejak 2024, perusahaan-perusahaan tersebut berkomitmen menyudahi perang tarif. Secara perlahan, mereka menaikkan biaya data dan pulsa mereka untuk mengurangi persaingan. Adapun tantangan yang dihadapi berikutnya adalah lambatnya pertumbuhan rerata pendapatan per pengguna yang dibelanjakan (average revenue per user/ARPU) secara bulanan.

Dalam tiga bulan pertama 2025, ARPU dari pelanggan PT Telkom Indonesia Tbk, melalui anak usahanya, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), dengan jumlah 158,81 juta pelanggan, turun 6 persen dibandingkan triwulan I-2024. PT Indosat Tbk dengan produk Indosat Ooredo dan Tri mencatat kenaikan ARPU sebesar 5 persen secara tahunan.

PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk, yang belum lama ini berhasil menggabungkan pengguna XL, Axis, dan Smartfren, mencatatkan penurunan ARPU sebanyak 9 persen secara tahunan.

Laporan Mirae Asset Sekuritas pada Juni 2025 memperkirakan pemulihan ARPU akan tetap berada di jalur yang tepat pada semester kedua 2025. Hal ini didukung oleh pemulihan permintaan konsumen secara bertahap dan minat yang lebih besar terhadap paket telekomunikasi yang bernilai tinggi.

Adapun risiko yang mungkin menghambat pertumbuhan ARPU dari setiap operator telekomunikasi adalah daya beli yang lebih lemah dari perkiraan, persaingan layanan jaringan tetap telekomunikasi (fixed broadband) dan seluler yang semakin ketat, hingga tekanan dari penyedia internet ilegal yang mengganggu penetapan harga pasar.

Riset Ciptadana Sekuritas Asia pada akhir Juni juga memperkirakan, pertumbuhan ARPU tiga emiten operator telekomunikasi hingga akhir 2025 akan relatif moderat, dengan potensi sedikit meningkat pada semester kedua karena faktor musiman dan daya beli yang lemah. Mengutip laporannya, Ciptadana Sekuritas memprediksi, ARPU bulanan produk PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk berada di level Rp 43.000, PT Indosat Tbk di Rp 34.000, dan PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk sebesar Rp 40.000.

TENTANG KAMI

Bakrie & Brothers history bg

Perjalanan perusahaan dimulai dengan kisah bisnis perdagangan kecil yang berkembang, dan selama lebih dari 75 tahun berkecimpung di bisnis investasi / divestasi, telah mencapai berbagai prestasi dan mengantarkan Bakrie menjadi salah satu korporasi terkemuka di Indonesia.