Targetkan 55% TKDN Pada 2022, BNBR Serius Garap Bisnis Bus Listrik
Sumber: Humas BNBR | 16 Okt 2018
PT Bakrie & Brothers Tbk (“BNBR” atau “Perseroan”) segera memulai langkah-langkah strategis untuk terjun lebih dalam ke bisnis otomotif. Dalam beberapa tahun ke depan, melalui ‘pendalaman industri yang terjadwal’, Perseroan berharap dapat menjadi salah satu pemain utama dalam bisnis penyediaan kendaraan listrik di tanah air, setelah mencapai target pemenuhan kandungan komponen lokal (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) 55 persen pada tahun 2022 mendatang. Lebih dari itu, BNBR nantinya juga tidak hanya sekedar menjual kendaraan bus, tapi juga menawarkan sistem transportasi untuk kota-kota di Indonesia.
“Awal 2019 BNBR berharap sudah bisa mulai melakukan penetrasi pasar, khususnya untuk bus dengan gross vehicle weight (GVW) di bawah 24 ton,” kata Bobby Gafur Umar, Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk kepada wartawan, pada acara Jumpa Pers dan Uji Kendara (Test Drive) unit bus listrik di Bali, Senin (15/10). Di Bali, dua unit bus listrik telah disiapkan oleh BNBR, sekaligus difungsikan sebagai bus ulang-alik (shuttle bus) selama penyelenggaraan pertemuan akbar International Monetary Fund & World Bank pada pekan lalu. “Banyak yang tertarik dan memberikan perhatian khusus. Dan secara teknis, sama sekali tidak ada masalah dengan dua unit bus listrik ini,” kata Dino Ryandi, CEO PT Bakrie Autoparts menambahkan.
Seperti pernah diwartakan beberapa waktu lalu, BNBR melalui unit usahanya PT Bakrie Autoparts telah menjalin kerjasama bisnis dengan pabrikan bus listrik terkemuka dari Tiongkok, BYD Auto Co.Ltd, untuk secara serius mengembangkan lini baru bisnisnya di bidang otomotif. Kerjasama tersebut telah disepakati secara resmi melalui penandatanganan MoU pada 13 April 2018 lalu di Tiongkok. “Kami sudah on track, menetapkan target-target untuk mengembangkan bisnis bus listrik ini,” kata Bobby, seraya menambahkan bahwa semua kebutuhan komponen yang dibutuhkan, kecuali baterai, sudah dapat dipenuhi dari dalam negeri. ”Bodi, chassis, dan beberapa lagi komponen penting, semua sudah bisa diproduksi di Indonesia,” katanya.
PT Bakrie Autoparts sendiri akan menjadi kekuatan utama di belakang bisnis baru BNBR ini. Perusahaan produsen komponen otomotif ini sudah berpengalaman dalam memasok produk-produk berkualitas untuk sejumlah pabrikan otomotif utama yang ada di dalam negeri. “Perlu juga saya tegaskan di sini bahwa arah kerja sama kami dengan BYD adalah industrialisasi. Itu sudah jelas. Kami akan menyediakan beberapa lokasi seperti di Bekasi, Balaraja dan Lampung. Untuk perakitan mungkin di Balaraja, karena lahan di sana cukup luas, sekitar 7,7 hektar. Bangunan pabrik sudah ada, lahan sudah siap. Dan dekat dengan jalan tol,” kata Bobby menjelaskan. Pabrik ini, nantinya diharapkan akan mampu memproduksi 1000 hingga 2000 unit bus listrik setiap tahun.
Bobby juga menjelaskan, sambil menunggu regulasi yang lebih pasti mengenai kendaraan listrik dari pemerintah, BNBR juga telah mulai menjajaki kemungkinan bekerja sama dengan sejumlah pemerintah daerah dan kota besar di Indonesia. “Kami mengajak mereka untuk bekerjasama memanfaatkan bus listrik yang kami produksi. Kami optimis, sebab kami tidak hanya sekadar menjual kendaraan bus, tapi juga menawarkan sistem transportasi untuk kota-kota di Indonesia,” katanya. Belum lama ini, Bobby mengaku telah bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah, Walikota Yogyakarta dan beberapa kepala daerah lain, untuk maksud tersebut.
Tinggal Tunggu Waktu
Kepada wartawan Bobby juga menjelaskan bahwa kehadiran mobil listrik adalah sebuah keniscayaan dan hanya menunggu waktu. PT Bakrie & Brothers Tbk, menurut Bobby, mengapresiasi BYD Auto Co.Ltd yang telah menyatakan komitmennya untuk menjalin kerjasama pengadaan dan produksi bus listrik ini. “Saya optimis, bus listrik hasil kerja sama Bakrie-BYD ini dapat memberikan kontribusi besar bagi sistem transportasi di Indonesia. Mungkin belum akan kelihatan dan dirasakan dalam waktu yang singkat, tetapi ke depan nanti dapat eksis, terutama di perkotaan,” ujarnya.
Dijelaskan oleh Bobby, pemerintah beberapa kota di Indonesia saat ini sudah mulai berpikir lebih serius untuk mengkonversi penggunaan bus-bus berbahan bakar solar menjadi berbahan bakar yang lebih hemat dan bersih. Ia menyebutkan, pemerintah Provinsi Jawa Tengah sudah melakukan kajian lebih mendalam tentang hal ini. “Kami sudah bicara dengan Gubernur Jawa Tengah. Pak Ganjar Pranowo sangat concern tentang hal ini,” katanya. Seperti diketahui, Pemkot Semarang belum lama ini sudah mulai mengganti solar menjadi gas untuk bahan bakar bus-bus di sana.
Bobby juga mengaku mendengar kabar bahwa PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) belakangan bahkan sedang serius melakukan studi secara komprehensif untuk mendapatkan data pasti mengenai biaya operasional dan tingkat keamanan serta kenyamanan bus listrik. “Perusahaan ini sedang mengkaji biaya operasional bus listrik untuk menakar efisiensinya dibandingkan bus berbahan bakar minyak. Biaya operasional mereka nantinya pasti akan jauh lebih murah,” kata Bobby.
Kalangan pemerhati otomotif pun memberikan perhatian khusus terhadap kehadiran bus listrik ini. Presiden Institut Otomotif Indonesia (IOI), I Made Dana Tangkas, menyatakan apresiasinya dan mendukung kegiatan pengembangan bus listrik Bakrie-BYD ini. “Dukungan ini telah dicantumkan dalam Rencana Perpres Kendaraan Listrik,” ujarnya di Bali.
Dijelaskan oleh I Made Dana Tangkas, memang sudah saatnya bagi Indonesia untuk menguasai teknologi kendaraan listrik. Terdapat beberapa tahap untuk menguasai teknologi kendaraan listrik ini, yaitu dari HV, PHEV dan BEV dengan pengembangan teknologi yang common seperti baterai, motor dan PCU (inverter). Selain dapat mengembangkan HV di tahap awal, juga dapat dikembangkan BEV untuk kendaraan publik seperti bus dan kendaraan fungsional khusus lainnya, termasuk kendaraan roda dua dan tiga. “Idealnya, kita membuat kendaraan listrik yang aplikatif, mudah dijangkau dan beroperasi pada wilayah tertentu,” kata Made Dana Tangkas.
Reputasi BYD
Pada kesempatan itu, CEO PT Bakrie Autoparts Dino Ryandi juga menjelaskan ihwal latar belakang dipilihnya BYD sebagai mitra strategis dalam pengembangan lini bisnis baru BNBR ini. “Kalau orang di segala penjuru dunia bicara soal kendaraan listrik, nama BYD pasti melekat. Semua tahu siapa dan bagaimana reputasi BYD sebagai produsen kendaraan listrik,” kata Dino.
BYD memang dikenal sebagai salah satu produsen bus listrik terkemuka di Tiongkok. Merek yang bermarkas di Kota Shenzhen ini sudah mengekspor banyak bus listrik ke berbagai negara, termasuk ke daratan Eropa. Nama BYD yang merupakan singkatan dari ‘Build Your Dreams’ tercatat sebagai salah satu perusahaan terbesar di bidangnya. Saat ini, BYD mempekerjakan hampir 180.000 karyawan dan memiliki 22 kawasan industri di dunia dengan area mencakup 17.000.000 meter persegi.
BYD juga melakukan ekspansi ke luar Tiongkok. BYD serius menggarap pasar bus di Eropa dengan membuka pabrik bus di Hungaria, sudah beroperasi sejak April 2017. Pabrik bus BYD lainnya di Eropa berlokasi di Beauvais, Perancis, yang bersama-sama pabrik di Hungaria mampu meningkatkan kapasitas produksi busnya hingga dua kali lipat. BYD juga menancapkan kaki di Inggris dengan memasok driveline ke perusahaan mitranya.
Kabar paling akhir, BYD turut hadir di ajang pameran bergengsi IAA Commercial Vehicles ke-67 yang digelar pada September 2018 lalu di Hannover, Jerman. Ini tahun kedua BYD tampil di IAA, sekaligus menegaskan posisi kepemimpinan perusahaan ini di pasar kendaraan listrik Eropa. September lalu juga, IndyGo, sebuah perusahaan penyedia layanan transportasi umum terbesar di negara bagian Indiana, Amerika Serikat, dan BYD juga telah mengumumkan pengiriman bus listrik baterai K11 60-foot pertama untuk melayani Indianapolis. Fakta ini juga semakin memantapkan posisi BYD di pasar kendaraan listrik di Amerika Serikat.
Sejak memasarkan bus listrik pertamanya di Eropa pada 2010 silam, BYD telah berhasil menjual sedikitnya 600 unit, memantapkan posisinya di pangsa pasar sebesar 20%. “Produk bus listrik buatan BYD sudah digunakan di 32 negara di seluruh dunia. Kami bangga dapat menjadi mitra BYD,” ujar Dino.
BYD juga membuka pabrik daur ulang baterai di Shanghai pada kuartal kedua tahun 2018. Tujuannya, mengurangi biaya bahan baku dan membantu mengatasi limbah baterai. Menurut Dino, BYD juga sangat dikenal sebagai salah satu produsen baterai, salah satu komponen paling utama dari kendaraan listrik.
Informasi lebih lanjut, hubungi:
Dino Ryandi
CEO PT Bakrie Autoparts HP: 0811.890.785
Bayu Nimpuno
Head of Corporate Communications HP: 0815.1180.2250